Alasan Pelantikan Bupati Mamteng Di Ibukota Provinsi

Ricky Ham Pagawak-Yonas Kenelak pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah Mamteng ketika menghadiri resepsi pelantikan di Sentan.

Enggel P. Nero sebagai Ketua Panitia Pelantikkan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mambermo Tengah (Mamteng), mengaku tak ada alasan politis terkait pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mamtemng Ricky Ham Pagawak-Yonas Kenelak yang dilaksnakan di Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura, Papua, Senin (25/3) kemarin.

“Pelantikan dilaksanakan di Kota Jayapura, hanya karena kondisi jalan dari wilayah-wilayah distrik ke ibukota kabupaten, di Kobakma tidak mendukung atau tak ada. Sehingga pantia befikir untuk menyenangi masyarakat, pelatikan dipusatkan di provinsi. Kita adakan untuk menyegahi masyarakat Mamteng yang ada di daerah dan di kota sangat seimbang,” kata Enggel, Selasa (26/3).

Alasan serupa datang dari mahasiswa. Pelantikan terjadi di Jayapura karena kondisis pembangunan fisik di wilayah Mamteng tak memungkinkan. “Gedung untuk pelantikan tidak ada yang memadai,” kata Nerius E Wambu, Ketua Himpunan Pemuda, Mahasiswa Mamberamo Tenggah.

Tapi penilaian yang berbeda datang dari kritikus pemerintahan di Mamteng, Armandus Auraga. Menurutnya, pelantikan di luar daerah menjadi satu indikasi persoalan daerah belum selesai. “Kita bisa bertanya mengapa ini? Pasti ada persoalan yang belum selesai di sana,” tegasnya.

Menurut pria asli Distrik Ilugwa, Armandus, Kabupaten Mamteng ini banyak persoalan yang menjadi pegalihan tempat pelantikan. Mislanya, bisa sengketa pemilu belum selesai, bisa pelantikan dipaksakan dari kehendak berkuasa dibanding kesepakatan dan kepercayaan rakyat untuk memimpin, serta membangun daerah.

“Kalau pelantikanya dipaksakan, kita bisa memprediksikan pembangunan ke depan. Pasti akan terjadi pro-kontra dalam kebijakan pembangunan. Juga akan ada kemandekan menjadi satu kemungkinan karena tidak saling mendukung. Kalau pelantikannya saja di luar, kita ragu pimpinan lebih banyak di luar daerah dibanding di kabupatennya. Padahal kita harap pemimpin harus berada di daerah bersama rakyatnya,” jelas Armandus.

Keraguan Armandus itu mulai terwujud. Pada Selasa (26/3) Ham Pagawak memimpin pertemuan perdana secara tertutup dengan sejumlah SKPD Mamteng di Hotel Shahid Papua, di Entrop, Kota Jayapura, Papua.


Sumber: DI SINI