Peta Distrik Ilugwa dan Biodatanya - Papua (dan Peta Distrik Wollo, Eragayam)
PETA DISTRIK ILUGWA
Peta Distrik Ilugwa :: Google maps |
A. Masa Sebelum Pemerintah NKRI (distrik) Ilugwa.
Era sebelum lembaga musyawarah adat ini merupakan suatu era dimana eksistensi kehidupan masyarkat distrik Ilugwa berada dalam kebodohan dan kegelapan khususnya dalam pengembangan dan kesadaran akan pentingnya Pendikan dan sebagainya.
Pemahaman masyarakat tentang ilmu pengetahuan dasar dan sadar akan pentingnya hukum dan ilmu pengetahuan pada masa sebelum Lembaga Musyawarah Adat ini ada 2 (dua) evolusi masyarakat yakni masa penginjilan dan masa pembentukan distrik. Pentingnya penilaian kita terhadap evolusi masyarakat tersebut, maka penulis mengulas sedikit tentang kedua evolusi masyarakat tersebut pada bidang hukum.
Sebelum pemerintah Negara Republik Indonesia dapat diperhitungkan wilayah distrik Ilugwa sebagai suatu daerah areal pembangunan NKRI, dahulu membuka daerah distrik Ilugwa melalui misi agama yaitu melalui misi organisasi gereja. Misi organisasi gereja yang dimaksud adalah Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) yang hadir melalui bagian Timur yaitu di Danau Panagima. Para penginjil (Misionaris) mengunakan pesawat perintis (amphybi) mendarat pada tahun 1980 di danau tersebut. Injil tersebut meluas melalui bagian utara distrik Ilugwa di Bokondini kabupaten Tolikara sekarang dan selanjutnya sekitar tahun 1980-an bapak Yakia Mabel menyebarkan injil masuk kewilayah Ilugwa melalui jalan Ndanggunggodlek dan mendirikan gereja serta membuka lapangan terbang di kampung Yanggendaimo. Menurut bapak Tenden Logo selaku toko Gereja mengatakan bahwa: kehadiran misi gereja ini melalui sejarah dan masa kehadiran organisasi gereja Injili Di Indonesia hadir di kampung Yanggendaimo pada akhir tahun 1960-an, dengan kuasa Allah yang Kudus, maka hadirlah seorang hamba Tuhan yang bernama Tenden Logo untuk memberikan injil terang Kristus di kampung Ilugwa, dan juga ada beberapa Hamba Tuhan sebagai perintis pertama di kampung Ilugwa (sekarang distrik Ilugwa) serta dapat memilih pemimpin pengikutnya melalui kampung Yanggendaimo yaitu:
1. Tenggino Wandikbo;
2. Wurabekmende Gombo;
3. Dinggaga dan Lawe Wandikbo;
4. Lord Logo;
5. Tuwarek Doga.
Nama-nama tersebut sebagai tua-tua adat yang mendukung pekabaran injil Tuhan di kampung Ilugwa dan tersebar ke sebagian kampung didaerah Ilugwa pada tahun 1960 karena Kampung Ilugwa menjadi daerah penginjilan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), di distrik Ilugwa Kabupaten Mamberamo Tengah.
Dengan kehadiran organisasi gereja tersebut membawa dampak yang sangat positif bagi masyarakat Ilugwa sebab dalam ajaran-ajaran agama, ada suatu kegiatan yang mewujudkan unsur-unsur pengetahuan dan pengajaran, penanggulangan, aturan-aturan (liturgi gereja).
Unsur-unsur atau dasar-dasar pendidikan tersebut berupa penghafalan, penelitian penampilan, pembinaan, pelatihan pengobatan, perawatan dengan obat-obat modern, dan bahkan mengirim tenaga-tenaga masyarakat asli kebagian selatan dan bagian barat wilayah distrik Ilugwa guna membekali dan menambah pemahaman tentang pentingnya akan penerapan norma-norma tersebut. Pada tahun 1960-an hadirlah Kabar baik yang disebut Injil di kampung Ilugwa. Kehadiran tersebut kemudian membuka pengurus di distrik-distrik. Dalam perkembangan masyarakat ini perlu diketahui bahwa di daerah penginjilan GIDI dapat menginjili masyarakat Ilugwa oleh para penginjil.
Kehadiran lembaga musyawarah adat dari kabupaten Jayawijaya (kabupaten induk) langsung ke kampung Ilugwa dan daerah lain wilayah pemerintahannya dapat di pimpin oleh bapak Alfius Aud dan disusul berdirinya distrik Ilugwa.
Asal mula pembentukan distrik Ilugwa
Berbicara tentang asal mula pembentukan distrik Ilugwa, maka dengan jelas bahwa pemerintah telah hadir dan bertumbuh di daerah Ilugwa sebelum membentuk distrik secara permanen. Kehadiran pemerintah di Ilugwa memiliki jaringan gereja terutama dan kebiasaan hidup (budaya) yang dipimpin oleh bapak Alfius Aud (ketua LMA) dan bapak Dugibaga Tododly (polisi masyarakat) di tingkat distrik keduanya tersebut mempunyai misi kerjasama yang dapat menjalin antara pemerintah dan para tokoh agama. Jalinan kerjasama tersebut terwujud melalui laporan dari tokoh agama tentang pengembangan masyarakat di bidang hukum dan kejahatan. Kata kehadiran pemerintah melalui jaringan gereja bukan hanya karena laporan pihak penginjil saja, melainkan karena organisasi Gereja Injili Di Indonesia dapat melakukan kegiatan dan laporan untuk mendatangkan pemerintah.
Wujud dari unsur-unsur jaringan gereja yang dapat mendatangkan pemerintah adalah gereja membuka lapangan kerja di kampung-kampung yang bersifat swadaya masyarakat dan gereja sebagai suatu sarana untuk mendatangkan pemerintah di daerah Ilugwa yang kedua adalah gereja juga menyediakan pusat-pusat pendidikan yang dapat ditindak lanjuti oleh pemerintah. Melalui jaringan yang telah diuraikan diatas hadir di daerah Ilugwa pada tahun 1960-an (1960-1977) kehadirian pemerintah tersebut asal mulanya dari pemerintah kabupaten Jayawijaya (sebelum kabupaten Mamberamo Tengah dimekarkan) melalui distrik-distrik induk seperti distrik Kelela dan Wollo. Program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah kabupaten di sektor upaya penaggulangan kejahatan seksual adalah pemerintah melakukan program pengangkatan kepala kampung dan lembaga masyarakat kampung (LMK). Program pengadaan gedung-gedung desa dan sarana hukum ini dapat di 5 (lima) kampung di distrik Ilugwa. Misi pemerintah ini sangat strategis dan berguna bagi masyarakat daerah Ilugwa namun sayangnya upaya penanggulangan kejahatan seksual tidak aktif dan hampir fatal karena terdapat beberapa faktor penghambat. Suatu faktor yang menjadi penghambat adalah karena aparat yang ditugaskan oleh pemerintah tidak lagi bertahan karena faktor kesadaran masyarakat tidak menjamin, minimnya tenaga penegak mengakibatkan pengadaan gedung-gedung dan sarana di kampung-kampung yang lain tidak berfungsi.
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, kampung Ilugwa dan kegiatan penanggulangan tetap berjalan atas dukungan dari pihak lain. Pihak lain yang dimaksud adalah Gereja Injili Di Indonesia (penginjil atau misionaris). Kondisi perkembangan pelayanan pemerintah yang demikian itu semakin lama semakin berkembang akhirnya pada tahun 2005 daerah distrik Ilugwa dapat dibentuk menjadi distrik yang resmi dan permanen. Kepala distrik pertama di distrik Ilugwa dipimpin oleh Ibu Selesina Doga, S.Pd. Kemudian pelaksanaan pembangunan tetap berjalan aktif dan lancar melaui pemerintah kabupaten Jayawijaya. Setelah terbentuknya distrik Ilugwa pada tahun 2004 sampai pada tahun 2007 distrik Ilugwa masih termasuk dalam kabupaten Jayawijaya dan pada tahun 2007 dimekarkan kabupaten Mamberamo Tengah dan distrik Ilugwa termasuk dalam wilayah pemerintahan kabupaten Mamberamo Tengah. Dengan demikian daerah Ilugwa merupakan arah sebelum lembaga musyawarah adat di kampung Ilugwa yang dipimpin oleh bapak Yunus Babingga kepala distrik Wollo selama kurun waktu dua tahun. Pada masa ini kurangnya upaya penanggulangan kejahatan seksual pada remaja di Ilugwa belum ada perubahan kecuali penyediaan fasilitas dan perwakilan lembaga musyawarah adat yang disediakan oleh pihak pemerintah kabupaten Jayawijaya.
Kemudian berikut adalah peta dari beberapa distrik di suku walak, yakni:
Kemudian berikut adalah peta dari beberapa distrik di suku walak, yakni:
PETA DISTRIK WOLLO
Peta Distrik Wollo:: Google maps |
PETA DISTRIK ERAGAYAM
Peta Distrik Eragayam :: Google maps |
Category: Distrik Ilugwa, Distrik Wollo, Eragayam, Walak Wene
0 komentar